S.A.F.F
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
S.A.F.F
b
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

You are not connected. Please login or register

Batik Betawi Tak Lagi Dibuat Orang Betawi

Go down  Message [Halaman 1 dari 1]

Rud1 P1tunk

Rud1 P1tunk
Pengintai
Pengintai

Tahukah Anda kalau Betawi sebetulnya punya batik, tapi sudah punah?

Tak ada yang bisa menemukan pengrajin batik di Jakarta.

Karenanya, motif-motif baru pun dimunculkan supaya batik Betawi hidup kembali.

Sudah 24 motif baru tercipta, menunggu dipasarkan.

Tapi mengapa batik Betawi bisa menghilang?

Seperti apa upaya menghidupkan kembali kesenian ini?

Reporter KBR68H, Ayu Poernamaningrum, mengajak Anda menelusuri jejak batik Betawi.



Tanah Abang adalah nama pusat tekstil di Jakarta. Dulu di sini adalah pusatnya pengrajin batik Betawi, sebelum berubah menjadi pusat grosir. Kini toko ada di mana-mana, tak ada lagi pengrajin batik.

Saya datang ke Tanah Abang bersama pakar batik dari Universitas Indonesia, Nanny Sri Lestari. Kami mencari toko yang masih menjual batik Betawi.

“(misi ibu ada motif Batik Betawi ga?) ga ada. (di sini dijualnya motif apa bu). Pekalongan. (yang ada di mana bu?) dari sini lurus aja, nanti mentok ke kanan.”

Kami pun sampai di sebuah toko di lantai dua. Yoso sang pedagang memperlihatkan selembar kain berwarna kuning terang, dengan motif ikan dan sulur warna merah. Nanny terlihat mencermati kain ini lekat-lekat. Rupanya ini bukan batik Betawi, tapi batik Pekalongan.

“Bisa saya katakan kalau Betawi itu agak lembut warnanya. Tidak sama dengan Pekalongan atau Lasem. Lasem terkenal sangat punya warna yang sangat kuat. Beda juga dengan Madura atau Pekalongan yang warnanya itu ngejreng sekali. Kalau soal gambar saya kira agak sedikit sama ya.”

“(Ini batik Betawinya dibuat di Betawi apa di mana nih pak?) di Pekalongan, Cuma motifnya aja Betawi. (karena udah ga ada ya Pak?) Udag jarang. Karena digusur terus.”

Penggusuran. Pembangunan kota membuat para pengrajin batik kehilangan tempat, kata pakar batik Nanny Sri Lestari.

“Kita tidak melihat Batik Betawi sekarang ini diproduksi lagi di Jakarta, (sebenarnya ke mana mereka bu?) saat ini saya mencari di mana lokasinya itu belum ketemu. Saya tidak tahu setelah peristiwa penggusuran di lokasi awal di Tanah abang itu. (tahun berapa penggusuran itu bu?) kalau ga salah sekitar tahun 80-an awal deh. Waktu itu Pasar Tanah Abang mau dimekarkan lalu terjadi penggusuran.”

Kalau penasaran dengan batik Betawi, cobalah datang ke Museum Tekstil yang terletak di pusat Jakarta.

“Awal tahun 2009 ini, Museum Tekstil mendapatkan koleksi terbaru, yaitu Batik Betawi. Koleksi ini berasal dari Yayasan Sirih Nanas Jakarta.”

Kepala Museum Tekstil Indra Riawan menceritakan tentang koleksi batik Betawi di museum ini.

“(koleksi ini ada berapa sih Pak? batik Betawi yang ada dimuseum tekstil) Nga banyak kita ada sekitar 20-an. Itu sumbangan dari masyarakat. (umurnya berapa tahun tuh pak?). Ada yang 20 tahun, 30 tahun. Terus terang menentukan umur batik itu agak sulit. Terutama, orang tidak mencantumkan tanggalnya. Paling hanya dilihat dari motifnya. Itu aja baru kira-kira.”

Di depan saya ada motif yang cukup unik. Motif dari kain Betawi yang bernama Motif Pagi-Sore. Motifnya bunga-bunga. Uniknya warna di kiri-kanan kain tersebut berbeda. Di sebelah kanan berwarna hijau muda. Di sebelah kiri berwarna ungu muda.”

“Orang itu berpikir praktis ya. Kalau pakai batik, satu kali pake, bisa dipake dua kali. Jadi ga repot-repot lagi. Itu makanya ada motif batik pagi-sore.”

Motif-motif batik Betawi kuno berasal dari kehidupan sehari-hari. Misalnya motif aliran Sungai Ciliwung, yang dulu menjadi pusat kehidupan masyarakat Betawi. Ada juga motif burung Hong yang terpengaruh legenda Cina. Sementara motif buket bunga terpengaruh budaya Eropa. Motif-motif dari Cina dan Eropa ini masuk ke batik Betawi karena dulu Betawi merupakan pusat pertemuan pedagang dari berbagai negara, lewat Pelabuhan Sunda Kelapa.

Sayang motif-motif ini tak bisa ditemui lagi, karena tak ada pengrajin yang menorehkannya pada kain. Tak banyak yang tahu ke mana para pengrajin batik Betawi itu sekarang setelah penggusuran demi pusat grosir Tanah Abang.

Dulu, kabarnya, mereka terpusat di Pasar Kambing, Tanah Abang.

Jakarta adalah tanah percampuran berbagai budaya. Pakar batik Nanny Sri Lestari mengatakan, percampuran budaya ini terlihat juga dalam motif batik Betawi tempo dulu. Ada corak India, Cina, sampai Eropa yang semuanya pernah mampir ke tanah Betawi.

Jakarta yang terletak di tepi pantai juga punya motif pesisir. Karenanya, motif batik Betawi sering dianggap sama dengan batik pesisir lainnya, seperti yang berasal dari Cirebon Jawa Barat serta Pekalongan dan Lasem di Jawa Tengah.

Menurut Wakil Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Jakarta Tinia Budiati, awalnya pusat industri Batik Betawi berada di pinggir Kota Jakarta, daerah Tanah Abang, Karet, dan Palmerah. Batik Betawi mulai tergusur ketika Jakarta menjadi kota metropolitan.

“Kota Jakarta mulai bergeser menjadi suatu kota metropolitan. Di mana kebutuhan akan ruang sebagai kota metropolitan sangat tinggi. Sehingga yang tadinya sentra-sentra batik ada di pinggiran Kota Batavia sekarang menjadi di tengah kota. Nah ini tidak memungkinkan industri semacam itu tetap bertahan di tengah kota.”

Kepala Museum Tekstil Indra Riawan mengatakan salah satu pemicunya, karena pembuatan batik Betawi menggunakan bahan kimia. Limbah yang berbahaya dianggap dapat mencemari lingkungan Jakarta. Karenanya, Pemerintah Jakarta melarang industri batik Betawi sejak 80-an.

“Sebetulnya begini, karena pada saat itu memang pewarnaan alam tidak dipakai ya. Karena itu juga sejak jaman penjajahan itu kan, Belanda menginstruksikan untuk memakai bahan-bahan kimia. Jadi, warna-warna cerah itu rata-rata dibuat dari bahan kimia. Tidak ada bahan alami.”

Karena itulah, industri batik Betawi mulai bergeser ke daerah pinggiran, seperti Tangerang, bahkan menjauh sampai ke Pekalongan, Jawa Tengah. Lokasi pengrajin yang berpindah-pindah membuat batik tak lagi diproduksi.

Untuk menghidupkan kembali batik Betawi, sejak 2004 motif-motif batik baru dikembangkan. Inisiatif justru datang dari kalangan industri, yaitu Badan Pengelola Lingkungan Industri dan Permukiman Pulo Gadung, BPLIP. Motif baru ini disebut ‘batik kreasi’, kata Kepala BPLIP Yusuf Bachrudin.

”Kalau di Jakarta ini, di Betawi ini pakem-pakem yang diciptakan tadi dalam tanda kutip kreatif itu yang banyak ditemui. Budaya-budaya atau simbol-simbol budaya yang ada di Jakarta. Nah batik kreasi ini melebur, merumuskan, mengemas kembali hal-hal yang mungkin bisa diangakat menjadi sebuah ciri.”

Motif-motif ini diciptakan pertama kali oleh seniman Yogyakarta, lantas dibuat oleh pengrajin batik asal Pekalongan dan Yogyakarta. Mulanya BPLIP memang ingin dicari pengrajin asal Jakarta, namun, kata Yusuf, tak ketemu.

“Kalau ada nanti kita cari. Siapa yang itu. Jadi dia bisa menjiwain gitu. Tapi ternyata di Jakarta pembatik-pembatik itu di Jakarta susah nyarinya. Kalau bisa dibangun pembatik-pembatik yang asli Jakarta alangkah baiknya.”

Motif-motif batik kreasi versi baru kebanyakan diambil dari cerita rakyat Betawi. Motif ini berbeda dengan motif batik Betawi versi awal, yang kebanyakan memasukkan unsur flora dan fauna. Untuk menggarap motif, BPLIP menggandeng budayawan dan pakar batik. Kini terciptalah 24 motif batik Betawi versi baru. Diantaranya motif Denabang, yang bercerita tentang kondisi Tanah Abang di masa lampau.

“Itu yang kita haki kan itu adalah yang ptototipe, yang khusus memang dari foklor kita angkat kemudian dibuat kebetulan oleh. Jadi sebuah cerita Denabang juga bisa dilakukan oleh seniman lain. Seniman lain silahkan mengakat cerita Denabang yang lain. Sehingga foklor ini bisa menjadi suatu bagian kehidupan Betawi yang kemudian diangakat dalam bentuk batik.”

Hingga kini batik kreasi ini belum dipasarkan karena motifnya belum dipatenkan. Kelak, batik-batik ini akan dipasarkan lewat Usaha Kecil Menengah UKM, kata Kepala Bidang Usaha BPLIP, Dwiasto Nurwibowo.

“Jadi sementara, dibilang hold juga tidak, dibilang berjalan juga tidak. Jadi selama ini kita baru dalam tahap pembuatan prototype. Rencananya kita akan menggandeng UKM nih. Kita punya ada 460 UKM di perkampunga industry Pulo Gadung. Itu yang akan kita seleksi nantinya. Supaya bisa batik Betawi dijadikan produk yang dapat dinikmati dan dipakai untuk umum.”

Sementara itu, motif lama berusaha tetap dipertahankan. Dinas Kebudayaan Jakarta dan Yayasan Batik Indonesia menggandeng perancang busana untuk meniru motif batik Betawi kuno, lantas dikembangkan dengan sentuhan modern. Misalnya perancang batik tersohor Iwan Tirta, yang menggarap ulang motif buket dengan ukuran bunga yang lebih besar. Tumbuh Ramelan dari Yayasan Batik Indonesia.

“Yang bisa dilakukan adalah mengundang para desainer yang apakah desainer itu orang Betawi apa tidak.. tapi kita mintalah, bikinlah suatu motif batik yang mencerminkan ciri khas Betawi. Yang perlu itu kita laksanakan, kerjasama, kolaborasi dengan pembatik yang ada dan para desainer-desainer. Terutama desainer yang muda.”

Di masa mendatang, kata Tumbuh, Jakarta bakal punya Museum Batik.

“Kan pintu pertama kali masuk ke Indonesia, Jakarta. Memang kita sudah punya museum di mana-mana. Semua sentra batik punya museum. Tapi kan kalau orang tidak bisa datang ke daerah. Jadi memang seyogyanya di Jakarta juga harus ada museum batik. Dan itu sebetulnya dari dulu semenjak kita berdiri, program jangka panjangnya adalah mendirikan museum batik.”

Di Pasar Kambing, dekat pasar grosir Tanah Abang inilah, batik Betawi bermula. Namun, penggusuran membuat pengrajinnya kehilangan tempat bernaung, sampai akhirnya punah. Batik kreasi dengan motif-motif baru ini memberi harapan kembali hidupnya batik Betawi. Namun, pakar batik Nanny Sri Lestari meminta supaya jejak para pengrajin lama ditelusuri kembali. Supaya corak batik Betawi yang asli tak punah.

Dipanggil pasti masih bisa. Memang ada yang sudah meninggal, tapi kan generasinya kan ada. Sebab seni itu tidak bisa diganti. Biar bagaimana kalau kita manggil orang Jawa. Nanti batiknya jadi batik Jawa. Percaya deh. Karena seni itu ga bisa dibohongin. Seni sesuatu yang ada, yang susah ditiru. It’s a gift from the god.”

http://asappabrik.com

Kembali Ke Atas  Message [Halaman 1 dari 1]

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik